Keperawanan perempuan masih dianggap penting dalam masyarakat. Mitos keluarnya darah di saat “malam pertama” selalu diindikasikan dengan keperawanan seorang perempuan. Tidak mengherankan bila operasi selaput dara selalu diminati dan menjadi solusi untuk menyenangkan pasangan.
Apa itu selaput dara?
Selaput dara merupakan jaringan tipis yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah (avaskuler). Selaput dara pada perempuan memiliki bentuk berbeda-beda. Ada yang berbentuk annular, bersepta-septa ataupun berlubang-lubang. Tapi ada pula perempuan yang selaput daranya tidak memiliki lubang sama sekali atau disebut imperforate hymen.
Pada selaput dara berbentuk annular, kemungkinan perempuan tidak mengalami pendarahan saat berhubungan seks pertama kali, sangatlah besar. Demikian pula pada perempuan dengan selaput dara berbentuk bersepta-septa, yang belum tentu juga bisa mengeluarkan darah . Hanya perempuan yang memiliki selaput dara yang berlubang-lubanglah, biasanya mengeluarkan darah saat melakuan hubungan seks pertama kali.
Tentang mitos keperawanan
Selaput dara sama sekali tidak ada hubungannya dengan keperawanan, karena robeknya selaput dara bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor. Sementara keperawanan seseorang berkaitan dengan pernah atau tidaknya dia melakukan hubungan seksual.
Bahkan ada beberapa kasus dimana perempuan masih memiliki selaput dara yang utuh meskipun dia sedang hamil. Ini disebabkan selaput dara masing-masing perempuan tidaklah sama. Lubang atau porinya memiliki bentuk yang bervariasi.
Robeknya selaput dara juga tidak selalu ditandai dengan keluarnya darah pada saat senggama pertama. Bila pun keluar darah, kemungkinan itu terjadi karena luka di bagian vagina akibat hubungan seksual yang kurang baik, minimnya pengetahuan seksualitas atau karena pengaruh faktor psikis dari kedua pihak sehingga memicu timbulnya luka pada vagina.
Namun, sepertinya pada masa sekarang kondisi seperti itu sudah jarang terjadi. Pemahaman masyarakat yang semakin meningkat mengenai seks yang tepat membuat mereka sudah bisa saling menikmati hubungan seks yang mereka lakukan. Sehinga risiko timbulnya luka pada vagina apalagi pendarahan kemungkinan jarang terjadi.
Operasi selaput dara
Operasi perbaikan selaput dara dalam istilah kedokteran di sebut juga Himenoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menyatukan kembali selaput dara yang sudah robek. Seharusnya himenoplasti ini dilakukan atas alasan yang jelas, seperti pada korban perkosaan atau trauma akibat kecelakaan untuk memulihkan trauma mental dan psikologisnya. Namun saat ini banyak pula para istri yang melakukan operasi ini hanya untuk memuaskan sang suami.
Teknik operasi selaput dara
Teknik yang digunakan pada setiap pasien tidaklah sama, tergantung pada jenis robekan yang ada.
Bila robekan baru terjadi dan hanya pada satu tempat saja sementara selaput dara sisanya masih utuh, maka akan dilakukan operasi yang sederhana. Operasi ini hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar 10-20 menit.
Bila selaput dara sudah lama robek dan terjadi di beberapa tempat maka teknik yang dilakukan akan semakin rumit. Kemungkinan tersambung dengan sempurna pun menjadi semakin kecil. Waktu yang dibutuhkan untuk operasi ini juga cukup lama, sekitar 30 menit - 1 jam.
Bagi pasien yang ingin keluar darah pada “malam pertamanya”, maka pada saat operasi akan ditanamkan kapsul gelatine berisi semacam darah buatan yang akan pecah setelah melakukan senggama dengan pasangan.
Pembiusan yang diberikan juga tergantung jenis operasi yang dilakukan. Untuk operasi sederhana dapat menggunakan bius lokal, sedangkan operasi yang terbilang rumit maka diperlukan bius regional.
Bisakah perawan lagi?
Tipisnya jaringan pada selaput dara dan juga tidak adanya pembuluh darah membuat selaput dara tidak bisa diperbaiki persis seperti sedia kala. Jadi walaupun bisa diperbaiki, tetap saja selaput dara yang sudah dioperasi tidak akan sama dengan yang masih utuh.
Karena itu akan lebih baik bila diantara pasangan ada sikap keterbukaan dan saling menerima keadaan masing-masing dengan apa adanya.